Sejarah Seperti lazimnya kehidupan yang senantiasa berubah, begitu pula dengan lembaga BP PAUD dan DIKMAS Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga ini berdiri sejak terbitnya peraturan Mendikbud (Permendikbud) Nomor 5 Tahun 2017 tentang Tugas dan Fungsi BP PAUD dan DIKMAS.A. Sejarah Singkat Satuan PAUD RA Perwanida Pamekasan mulai beroperasi pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 31 Agustus 2012 yang diprakarsai oleh Bapak H. Nurmaluddin, SE, selaku kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pamekasan. RA Perwanida diresmikan pada tanggal 21 September 2012 oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur, Drs. H. Sujak. Dengan jumlah murid 22, jumlah guru 10 dan yang ditunjuk menjadi Kepala RA adalah Ibu Nurhasunah, guru MTsN Parteker. Pada tahun 2013-2015 RA Perwanida memiliki 6 rombongan belajar, jumlah guru 18 ditambah satu tenaga kependidikan. Sedangkan kepala RA Ibu Subhanatun pada bulan Juli 2015 yang bersangkutan dipindah tugaskan sebagai guru agama pada SDN Panempan, dan yang ditunjuk untuk menjadi pelaksana tugas kepala sekolah bapak ALIWAFA, sampai sekarang B. Struktur Kepengurusan Satuan Lembaga RA Penyelenggara Pengelola guru dan Uraian Tugas 1. Ketua Yayasan PERWANIDA bertanggung jawab dalamPengembangan pendidikan RA Bekerjasama dengan berbagai pemangku kebijakan dalam rangka optimalisasi sumber belajar dan sumber dana. 2. Kepala bertanggung jawab dalam ļ· Pengembangan program Taman Raudlatul Adfal ļ· Mengkoordinasikan guru-guru Taman Raudlatul Adfal ļ· Mengelola administratif Taman Raudlatul Adfal ļ· Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap kinerja guru Taman Raudlatul Adfal ļ· Melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran di Taman KURIKULUM RA PERWANIDA PAMEKASAN[Type text] Page 5 Ketua Yayasan PERWANIDA Tenaga Adminitrasi Kepala RA Guru RA Guru RA Raudlatul Adfal 3. Guru bertanggung jawab dalam ļ· Menyusun rencana pembelajaran ļ· Mengelola pembelajaran sesuai dengan kelompoknya ļ· Mencatat perkembangan anak ļ· Menyusun pelaporan perkembangan anak ļ· Melakukan kerjasama dengan orang tua dalam program parenting 4. Tenaga Administrasi, bertanggungjawab dalam ļ· Memberikan pelayanan administratif kepada guru, orangtua dan peserta didik ļ· Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik ļ· Mengelola sarana dan prasarana Taman Raudlatul Adfal ļ· Mengelola keuangan C. Alamat Dan Peta lokasi Satuan Lembaga RA Alamat RA Perwanida pamekasan Jl. Brawijaya kelurahan jungcangcang, kecamatan pamekasan, kabupaten pamekasan D..Status Satuan lembaga RA izin operasional, akreditasi . RA PERWANIDA telah memiliki izin operasional dari KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PAMEKASAN nomor denga nomos statistik madrasah 101235280556 untuk program Taman Raudlatul Adfal dan dan masih dalam proses akreditasi dari BAN PNF tahun 2017 . KURIKULUM RA PERWANIDA PAMEKASAN[Type text] Page 6 BAGIAN II DOKUMEN I A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini diyakini menjadi dasar bagi penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di masa datang. Oleh karena itu layanan RA harus dirancang dengan seksama dengan memperhatikan perkembangan anak, perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang. Memahami kondisi tersebut, maka Kurikulum RA PERWANIDA memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Kurikulum Tingkat Satuan PAUD Kurikulum RA PERWANIDA disusun oleh Tim Pengembang Lembaga yang terdiri dari Kepala Sekolah, Yayasan, Tim Guru dan Komite orang tua dengan bimbingan Penilik madrasahRA. Kurikulum RA PERWANIDA disusun sebagai acuan penyelenggaraan dan pengelolaan keseluruhan program dan pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum RA PERWANIDA juga dijadikan sebagai patokan untuk melaksanakan pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan, program dan keseluruhan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai tolok ukur untukmengukur peningkatan dan perbaikan mutu satuan pendidikan secara bertahap dan berkesinambungan. 2. Dasar Operasional Kurikulum RA PERWANIDA Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013 tentang Pengembangan anak Usia Dini Holistik-Integratif Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, sebagai pengganti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Permendikbud Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. KURIKULUM RA PERWANIDA PAMEKASAN[Type text] Page 7 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013 pasal 7 Pedoman Penyusunan KTSP Direktorat Pembinaan PAUD Tahun 2014. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015. Peraturan Presiden Nomor 60 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistikā Integratif. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 146 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum tahun 2013 pasal 7. 3. Tujuan Penyusunan Kurikulum RA Tujuan Kurikulum Kurikulum RA PERWANIDA disusun sebagai a. Acuan bagi Pengelola dan Guru dalam menyusun program layanan, kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang mendukung pencapaian keberhasilan belajar anak. b. Informasi tentang program layanan PAUD yang diberikan oleh satuan PAUD kepada peserta didik c. Dokumen program yang diperlukan untuk pemberian pembinaan. B. Visi Misi Dan Tujuan Satuan RA RA PERWANIDA Mewujudkan generasi yang beriman, bertakwa, berahlaqul karimah cerdas, dan terampil RA PERWANIDA ļ Berupaya menanamkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada anak didik melalui pemgembangan agama islam ļ Membina dan mempersiapkan insan yang berahlaqul karimah melalui pembiasaan dan suri tauladan dari segenap guru ļ Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum serta memperhatikan tumbuh kembang dan kemempuan anak ļ Tertanamnya nilai nilai keimanan dan ketakwaan pada diri anak KURIKULUM RA PERWANIDA PAMEKASAN[Type text] Page 8 RA PERWANID A dalam mengamalkan syariah ļ Menjadikan anak yang berahlaqul karimah dalam kehidupan sehari hari ļ Menjadikan anak yang mampu berkembang sesuai dengan fase perkembangannya C. Karakteristik
PROFILLEMBAGA DAN SEJARAH SINGKAT. PROFIL SATUAN PENDIDIKAN. Profil Lembaga. Nama Lembaga : PAUD ISLAM NURUL JANNAH. Alamat lembaga : Jl. Kranggan Rt 03 Rw 02 Wirogunan Kartasura. Penyelenggara : Taufik Julianto, S.Pd. Status Sekolah : Yayasan. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam Nurul Jannah. No. Akte Yayasan :
Pendidikan Anak Usia Dini atau lebih populer dengan singkatan PAUD merupakan sebuah lembaga atau sekolah formal yang keberadaanya mulai dianggap penting oleh Masyarakat luas termasuk Masyarakat Desa. berikut ini sejarah paud mengapa ada pendidikan paud dan pentingnya Pelopor PAUD DuniaSejarah PAUD di IndonesiaPeriode Pertama; Masa Pergerakan nasional ketika penjajahan Belanda 1908-1941Periode Kedua; Masa Penjajahan Jepang 1942-1945Sejarah PAUD, Lahirnya PAUD 1 Pendidikan Abad 18 dan sebelumnya2 Pendidikan Abad 193 Pendidikan Abad 20Tujuan pendidikan anak usia dini Untuk mengetahui dan memahami sejarah berdirinya Paud di Indonesia beserta perkembangannya, setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan Nasional ketika penjajahan Belanda 1908 ā 1941 dan pada masa penjajahan Jepang 1942 ā 1945. Sebelum membahas dua periode perkembangan Paud di Indonesia, alangkah baiknya kita sedikit membahas orang yang pertama kali mendirikan lembaga yang sekarang di Indonesia terkenal dengan istilah PAUD. Pelopor PAUD Dunia Pada mulanya penddikan semacam PAUD ini muncul di Kota Blankerburg, Jerman pada tahun 1840 yang diperkenalkan oleh Friedrich Wilhelm August Frobel dengan mendirikan lembaga yang bernama Kindergarten. Istilah Kindergarten berasal dari kata Kinder berarti Anak dan Garten berarti Taman. Istilah Kindergarten ini mempunyai makna Taman Anakā. selanjutnya istilah Kindergarten juga terkenal dengan sebutan Frobel School yang identik dengan nama pendiri lembaga tersebut. Menurut Frobel, Anak-anak usia dini di ilustrasikan sebagai tunas tumbuh-tumbuhan yang memerlukan pemeliharan dan perhatian dari Juru Tanamā. dari ilustrasi yang diberikan oleh Frobel, dapat kita simpulkan bahwa sang juru tanam mempunyai peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tunas tumbuh-tumbuhan. begitu juga pertumbuhan dan perkembangan anak-akan usia dini yang sangat membutuhkan peran sang pendidiknya. Berdirinya Kindergarten yang terkenal juga dengan istilah Frobel School merupakan tunas bagi pertumbuhan pendidikan anak di seluruh Dunia. Konsep yang di gunakan Frobel School sangat cepat menyebar ke seluruh Dunia. Pada tahun 1907 PAUD versi lainpun muncul di pemukiman kumuh San Lorenzo, Italia. Maria Montessori merupakan seorang berlatar belakang Dokter mendirikan Casa Dei Bambini yang ditunjukan bagi perawatan anak-anak yang berlatar belakang keluarga miskin dan buruh. Casa Dei Bambini sendiri berarti rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya lebih di kenal dengan sebutan rumah anak. Sejarah PAUD di Indonesia Untuk mengetahui dan memahami sejarah berdirinya Paud di Indonesia, setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan Nasional ketika penjajahan Belanda 1908 ā 1941 dan pada masa penjajahan Jepang 1942 ā 1945. Periode Pertama; Masa Pergerakan nasional ketika penjajahan Belanda 1908-1941 Lembaga Kindergarten atau populer dengan nama Frobel School yang didirikan oleh Friedrich Wilhelm August Frobel merupakan cikal bakal lahirnya lembaga PAUD di Indonesia. Konsep lembaga ini di bawa masuk ke Indonesia oleh Pemerintahan Belanda Hindia untuk pendidikan anak-anak mereka, anak-anak Eropa dan para bangsawan lainnya. Pada saat itu pemuda pribumi belum dapat merasakan pendidikan semacam ini. apalagi masyarakat miskin yang belum memahami dan menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Pada saat kebangkitan Nasional yang di awali dengan berdirinya Pergerakan Pemuda Budi Utomo pada 28 Mei 1908, barulah pemuda pribumi menyadari akan pentingnya pendidikan anak usia dini. Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak ini di realisasikan dengan mendirikan Bustanul Athfal pada tahun 1919 oleh persatuan wanita Aisyiyah di Yogyakarta. pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantoro, sepulang dari pengasingannya di Belanda selama dua tahun mendirikan Taman Lare atau taman anak Kindertuin yang berkembang dengan Taman Indria. Periode Kedua; Masa Penjajahan Jepang 1942-1945 Pada masa penjajahan jepang, pendidikan PAUD terus berlanjut namun semakin berkurang dari segi kuantitasnya. pada saat itu pemerintahan Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD. namun pemerintahan Jepang hanya melengkapi kegiatan kelas dengan nyanyian-nyanyian Jepang. Sejarah PAUD di Indonesia dan Perkembangannya. Memahami sejarah PAUD di Indonesia sama halnya dengan memaharni perjalan panjang dinamika dan pasang-surut pendidikan di Indonesia. Kehadiran PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Pada masa ini setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode, yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda 1908-1941 dan masa penjajahan Jepang 1942-1945. Namun demikian, keberadaan PAUD di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan PAUD di dunia internasional. Pada tahun 1840 Friedrich Wilhelm August Frobel mendirikan Kindergarten di kota Blankerburg, Jerman, yang merupakan pelopor pendidikan anak usia dini di dunia. Kinder berarti anak dan garten berarti taman. Menurut Frobel, anak usia dini diibaratkan seperti tunas tumbuh-tumbuhan, masih memerlukan pemeliharaan dan perhatian sepenuhnya dari si ājuru tanamā. Berdirinya Kindergarten yang juga dikenal sebagai Frobel School berpengaruh terhadap perkembangan PAUD di seluruh dunia. Konsep Kindergarten dengan cepat menyebar keseluruh penjuru dunia. PAUD versi lain pun muncul. Pada tahun 1907 di pemukiman kumuh San Lorenzo, Italia, Maria Montessori, seorang yang berlatar belakang dokter, mendirikan Casa dei Bambini yang ditujukan bagi perawatan anak-anak dari keluarga miskin dan kaum buruh. Casa dei Bambini artinya rumah untuk perawatan anak yang selanjutnya dikenal sebagai Rumah Anak. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Frobel School bagi anakĀ-anaknya. Seiring dengan kebangkitan nasional yang diawali berdirinya pergerakan pemuda Budi Utomo, kesadaran akan pentingaya pendidikan bagi kaum bumi putera semakin dirasakan. Frobel School yang awalnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Belanda, Eropa, dan Bangsawan, mulai dikenal oleh cendekiawan muda pribumi. Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanul Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfal ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi Eropa. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantoro, sepulang diasingkan dari Belanda selama dua tahun 1913 ā 1915, mendirikan Taman Lare atau Taman Anak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria. Pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD, terus berlanjut namun semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD, namun melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang. Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan. Periode ini setidaknya terbagi menjadi 6 periode, yaitu periode 1945-1965; 1965-1998; 1998-2003; 2003-2009; dan periode 2010-sekarang. Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Yayasan tersebut mendirikan Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta dan merupakan gerakan nasionalis dalam melawan kembalinya Belanda. Di era ini pemerintah dan swasta mulai nnembangun banyak TK. Pada tahun 1950, melalui UU No. 4 tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah keberadaan TK resmi diakui sebagai hagian dari sistem pendidikan nasional. Pada tahun itu pula, tepatnya tanggal 22 Mei 1950 berdiri IGTKI. Pada tahun 1951 berdiri Yayasan Bersekolah Pada Ibu yang menyumbang pendirian TK hingga menyebar ke luar pulau Jawa. Tahun 1951-1955, pemerintah berupaya mengembangkan kurikulum, menyediakan fasilitas, dan mengedakan supervisi ke TK-TK. Pada perode itu pula didirikan SPG-TK Nasional di Jakarta dengan pemberian subsidi, dan pengembangannya yang terus berlanjut hingga ke luar pulau Jawa. Pada tahun 1957 berdiri GOPTKI Gabungan Organisasi Penyelenggara TK Indonesia yang melaksanakan kongres pertamanya pada tahun 1959. Pada awal tahun 1960-an, mulai didirikan TK yang berstatus negeri. Tahun 1960-1963, pemerintah mulai melakukan pengiriman SDM untuk belajar ke mar negeri, diantaranya ke Australia, USA, dan New Zealand. Dampak dari pengiriman SDM tersebut, terjadi modernisasi pendidikan di tingkat PAUD berskala besar dan merupakan jawaban atas ketidakpuasan sebelumnya. Sebagai penghujung, di periode tersebut, yaitu tahun 1963-1964 lahirlah Proyek Kurikulum Gaya Baru. Inti kurikulum tersebut berorientasi pada fasilitasi anak mendekati kecakapan, kebutuhan dan minat individual. Ciri khasnya tersedia pusat minat sudut, seperti sudut rumah tangga, sudut seni, pusat musik, dan sebagainya. Periode 1965-1998 ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968 yang menggantikan kurikulum versi 1964 Kurikulum Gaya Baru. Pada bulan November 1968, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan UNICEF dalam bentuk penyediaan konsultan dan pendanaan untuk penataran guru dan administrator pendidikan di tingkat TK. Pada tahun 1970, mulai dijalin kerjasama nyata antara Pemerintah dengan GOPTKI, IGTKI, dan PGRI. Kerjasama tersebut melahirkan kegiatan workshop bersama, dengan tema āKonsolidasi Gerakan Prasekolahā. Kegiatan yang sama dilakukan tahun 1973, dengan tema āMembakukan Organisasi dan Manajemen Program-Program Prasekolahā. Pada tahun 1974, diberlakukan kurikulum baru yang merupakan pembaharuan dari kurikulum 1968. Isi kurikulum meliputi PMP, kegiatan bermain bebas, pendidikan bahasa, PLH, ungkapan kreatif, pendidikan olah raga, pendidikan dan pemeliharaan kesehatan, serta pendidikan skolastik. Pada tahun 1984, diberlakukan kurikulum baru dengan isi kurikulum meliputi bidang pengembangan agama, PMP, daya cipta, jasmani dan kesehatan, daya fikir/pengetahuan, serta perasaan kemasyarakatan dan lingkungan. Berlakunya UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti terbitnya PP No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, semakin mempertegas cksistensl clan kedudukan pendidikan prasekolah di Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1993, diberlakukan kurikulum TK 1993. Dalam kurikulum 1993 tersebut terdapat dua kegiatan utama, yaitu 1 Program pembentukan perilaku, dan 2 Program pengembangan kemampuan dasar daya cipta, bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani. Terkait dengan penyiapan pendidik oleh perguruan tinggi, mulai tahun 1979 di IKIP Jakarta didirikan jurusan Pendidikan Prasekolah dan Dasar jenjang S-1, yang terselengara hingga tahun 1998 yang setelah tahun 1998 berubah menjadi Program S-1 Pendidikan anak usia dini hingga sekarang. Upaya lebih luas dalam pengadaan pendidik PAUD oleh perguruan tinggi terjadi pada tahun 1993/1994-1996/1997 peningkatan kualifikasi guru prasekolah dari SPG ke D-2 PGTK yang penyelenggaraanya dimulai dari IKIP Jakarta, IKIP Medan, IKIP Yogyakarta, dan kemudian IKIP Bandung. Pada tahun 1998 menguatkan berbagai upaya di bidang pendidikan anak usia dini, maka diadakan Semiloka Tingkat Nasional tentang Pendidikan Anak Usia Dini di IKIP Jakarta. Peserta terdiri dari 10 LPTK dan unsur dinas pendidikan dari seluruh Indonesia. Periode 1998-2003 ditandai dengan otonomi pendidikan, yang beipengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung berkembangnya PAUD jalur pendidikan nonformal dalam bentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak TPA dan Satuan PAUD Sejenis dalam bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. Melalui dukungan Bank Dunia pada 1998-2004 pemerintah merintis program Pengembangan Anak Dini Usia di 4 propinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Bali, dan Sulawesi Selatan. Program dilanjutkan pada tahun 2008-2013 dengan nama program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini PPAUD dengan dukungan pembiayaan pinjaman dari Bank Dunia dan hibah dari pernerintah Belanda. Pada tahun 2001 dibentuk Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia PADU yang mengemban mandat melakukan pembinaan satuan PAUD nonformal. Pada tahun 2002 terbentuk konsorsium PAUD yang membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan. Pada bulan Februari 2002, terbentuk forum PADU/PAUD tingkat Nasional yang turut berkontribusi dalam pengembangan dan pembangunan PAUD di Indonesia. Di periode ini pula terjadi pendirian PGTK/PGĀPAUD jenjang S-1 di beberapa perguruan tinggi PGTK S-I di UPI, PGTK S-1 IKIP Yogyakarta, dll. Periode 2003-2009, ditandai dengan keluarnya UndangĀ-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan jawaban atas tuntutan reformasi dalarn semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kali PAUD diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang, yaitu pada pasal 1 butir 14 tentang pengertian PAUD; pasal 28 yang secara khusus mengatur tentang PAUD; dan pasal-pasal terkait lainnya. Pada tahun 2003 diselenggarakan Seminar dan Lokakarya Nasional Semiloknas di IKIP Bandung yang menghadirkan para akademisi dari perguruan tinggi, forum PAUD, dan praktisi PAUD dari berbagai daerah. Semiloknas ini menghasilkan `blue printā tentang kerangka akadernik dan rujukan pengembangan PAUD di Indonesia yang mengawali konseptualisasi pembangunan PAUD Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi, himpunan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Indonesia HIMPAUDI yang menggerakkan seluruh potensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang tersebar di seluruh Indonesia. Pembentukan HIMPAUDI di tingkat pusat ini dengan cepat diikuti dengan pembentukan HIMPAUDI tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota. Pada tahun 2004-2009 program PAUD menjadi salah satu dari 10 prioritas program Depdiknas sehingga PAUD menjadi salah satu program pokok dalam pembangunan pendidikan di Indonesia tertuang dalam RPJM Tahun 2004Ā-2009 dan Renstra Depdiknas Tahun 2004-2009. Pada penghujung tahun 2009, diterbitkan Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD formal dan nonformal. Periode 2010-sekarang, ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD nonformal di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal PAUDNI melalui Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010. Pada perjalanan sejarah pembinaan PAUD di Indonesia, akhirnya terjadi kristalisasi bentukĀbentuk satuan PAUD dengan berbagai karakteristiknya yang meliputi TK termasuk Taman Kanak-kanak Bustanul Athfal/TK-BA, RA, KB, TPA, Satuan PAUD Sejenis, serta PAUD berbasis keluarga dan/atau lingkungan. Sejarah PAUD, Lahirnya PAUD 1 Pendidikan Abad 18 dan sebelumnya Istilah āKindegardenā atau taman kanak-kanak baru dipakai Froebel tahun 1837 pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh sebelum itu. Bebrapa tokoh penting seperti Martin Luther, Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin memberi sumbangan yang tak ternilai untuk menyarankan agar anak laki-laki sebaiknya di beri pendidikan formal. Hal ini didasarkan atas penyataan bahwa anak laki-laki pada saat itu merupakan tulang punggung keluarga yang harus mampu menghidupi keluarganya, mendidik, membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Untuk itu anak laki-laki sebaiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga menyarankan agar musik dan olahraga di masukkan dalam kurikulum Frost dan Kissinger 1976. Tokoh lain adalah John Comenius 1592-1670 ia menginginkan agar semua anak mendapat kesempatan belajar di sekolah. Idenya yang cemerlang dan masih dipakai sampai sekarang adalah kurikulum yang terintegrasi integrated curriculum dan kurikulum yang memberi kesempatan anak untuk belajar pengalaman langsung. Kurikulum yang terintegrasi tidak memisahkan bidang studi seperti matematika, sains, ilmu sosial, seni dan bahasa. Charles Darwin 1959 menulis buku tentang The Origin of species dimana ia menyatakan bahwa setiap individu yang adaftif akan survive atau tetap hidup dan melanjutkan keturunannya. Oleh karena itu agar anak bisa tetap hidup maka ia harus berlatih beradaptasi dengan lingkungannya. Disamping itu, para pendidik perlu menyadari adanya perbedaan antar individu yang berdampak pada perbedaan cara belajarnya. Jean jacques Rousseau 1712-1778 ia menuangkan pikirannya tentang paud dalam novelnya Emile. Ia menuangkan pendapat abhwa anak adalah miniatur oarang dewasa dan menyarankan agar anak di didik sebagaimana kodratnya. Ia berpendapat bahwa pendidikan sebaiknya di sesuaikan dengan usia anak. Menurutnya anak usia lahir sampai lima tahun belajar terbanyak melalui aktivitas fisiknya. Sementara anak usia lima tahun sampai dua belas tahun belajar melalui pengalaman langsung dan melalui eksplorasi terhadap lingkungannya. Johann Heinrick Pestalozzi 1747-1827 ia menyarankan agar belajar dari benda-benda riil dan rekreasi serta bermain dimasukkan sebagai bagian dari pendidikan TK. Pendidikan TK pada saat itu lebih bersifat keagamaan. Beberapa TK yang tercatat seperti Ammon School di Amerika Serikat dan Orbelin āKnitting Schoolsā di peranci masih menekankan pada pembelajaran membaca, terutama membaca kitab suci seperti injil. Oleh karena itu taman kanak-kanak di amerika dibawah pengawasan gereja dan tes pemahaman anak didasarkan atas tingkat pemahaman anak terhadap ayat-ayat dalam injil spondek, 1986. 2 Pendidikan Abad 19 Salah satu tokoh pendiri taman kanak-kanak yang tenar pada abad ini adalah Friedrich Wilheim Froebel 1782-1852. Froebel pernah belajar pada pertalozzi. Ia mendirikan kindegarten kinder = anak dan garten = taman di Jerman pada tahun 1837. Yang menarik dari sekolah froebel ini adalah adanya āgiftā dan āoccupationā. Gift adalah adanya benda-benda riil untuk sarana belajar anak. Benda tersebut memiliki bangun geometris yang beragam seperti kubus, prima, bola dan kerucut sedangkan occupation adalah serentetan aktivitas yang urut. Contoh lain adalah menata balok menjadi suatu bentuk bangunan. Froebel dilahirkan dari keluarga yang religius meskipun tidak sependapat dengan ayahnya yang mengajarkan agaman secara dogmatik, konsep pendidikan anak yang ia tawarkan masih diwarnai oleh pemikiran yang religius. Ia berpendapat bahwa manusia merupakan pengejawantahan ide dari tuhan. Oleh karena itu tujuan pendidikan bagi dirinya adalah agar anak dapat memahami kesatuan antara dirinya dengan orang lai, dengan alam semesta dan dengan tuhannya. Tk model froebel ini terus memiliki pengaruh yang besar dan berkembang sampai awal seribu sembilan ratusan. Oleh karena itu, Froebel disebut sebagai Bapak taman kanak-kanak. Robert owen 1771-1850 merupakan salah satu tokoh PAUD di Amerika serikat. Ia termasuk orang yang pindah ke new world. Tahun 1816 ia mendirikan sekolah The Institution for the formation of character di new lanark, scotlandia. Sekolah owen inidalam beberapa segi memiliki kesamaan dengan sekolah froebel dan pemikiran pestalozzi yaitu menekankan agar anak belajar dari benda-benda konkrit. Owen lebih menekankan pada kegiatan empiris. Menurutnya ilmu pengetahuan di peroleh dari hasil interaksi anak dengan objek ia juga percaya bahwa sesuatu dikatakan benar bila sesuai dengan kenyataan yang ada. Oleh karena itu, ia menyediakan berbagai binatang, tumbuhan serta kunjungan kekebun binatang sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar di TK nya. 3 Pendidikan Abad 20 Revolusi industri pada pertengahan abad 18 memiliki dampak yang sangat besar terhadap perkembangan TK baik di eropa maupun di amerika. Dengan ditemukannya mesin uap ini menyebabkan pemikiran masyarakan berubah. Aliran empirisme menekankan pentingnya pengalaman dan fakta untuk memperoleh pengetahuan. Aliran ini menggunakan observasi dan eksperimen sebagai dasar memperoleh pengetahuan. Cara berfikir ini kemudian mewarnai kurikulum pendidikan anak. Salah satu tokoh yang terkenal pada saat ini adalah Maria Montessori ia dilahirkan di Chiaravalle, ancona, italia pada tahun 1870. Ia membuka sekolah di Roma Italia tahun 1907 yang di beri nama Casa Dei Bambini rumah anak. Casa dei bambini atau children house kemudian hari sangat di kenal dengan nama Montessori School brewer 1995. Pengalamannya mendidik anak di tulis dalam sebuah buku yang berjudul āScientific Paedagogy as applied to child education in the childrens houseā. Montessori menggambarkan kodrat anak sebagai makhluk yang memiliki daya serap informasi tinggi yang dikenal dengan teori the absorbent of mind montessori 1984. Menurut teori ini, anak memiliki daya serap yang tinggi terhadap informasi dari lingkungannya yang dapat di alogikan sebagai daya serap kertas tisu terhadap air. Menurut pada tahap awal anak terus menerus menyerap informasi dari lingkungannya secara sadar dan tidak sadar. Di sekolah monetssori anak-anak dilatih untuk menguasai keterampilan yang akan di capai seumur hidup long-life skills. Keterampilan tersebut antara lain meliputi mengancing baju, menali sepatu, memakai kaos kaki, menali sepatu dan lain lain. Selain itu anak anak juga di latih membaca, menulis, dan aritmatik. Benda-benda yang akan di gunakan untuk proses belajar mengajar diseleksi dengan sebaik-baiknya. Di sekolah montessori, anak lebih banyak belajar secara individual atau dalam kelompok kecil di banding belajar secara klasikal chattin, 1992. Kelompok ini biasanya anak dalam berbagai usia. Kurikulum disusun berdasarkan kemampuan anak untuk memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. Jhon dewey 1989-1952 dewey memandang bahwa pendidikan merupakan proses kehidupan itu sendiri dan bukan semata-mata mempersiapkan anak untuk di masa yang akan datang. Pendidikan merupakan proses berkonstruksi pengalaman yang tak pernah berakhir. Oleh karena itu, sekolah sebaiknya memanifestasikan kehidupan itu sendiri, sebagaimana kehidupan yang di alami anak di dalam keluarga dan masyarakat. Menurut Dewey proses mendidik anak mencakup 2 hal psikologi dan sosiologi. Pendidikan harus di mulai dari psikologi anak yang meliputi kapasitas, minat dan prilaku anak. Salah satu yang demokratis yang mampu mengembangkan potensi psikis dan sosiologi anak secara optimal. Setiap individu didalam kelas merupakan bagian dari yang lain. Oleh karena itu, mempertimbangkan hak dan kepentingan orang lain harus di perhatikan seimbang dengan hak dan kepentingan dirinya sendiri. Pada abad ini muncul pula tokoh pendidikan yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap perkembangan TK. Erikson, Skinner dan Jean Piaget, Bloom mengembangkan tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bertahap. Skinner seorang behaviorist yang menelorkan behavioral abjective atau perilaku yang dapat diamati untuk mengukur peroleh hasil belajar. Piaget mengembangakn teori perkembangan anak baik aspek intelektual maupun aspek moral. Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak the whole child agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai suatu falsafah bangsa. Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia. Ia belum mengetahui tat krama, sopan santun, aturan, norma, etika dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Anak perlu di bimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dimasyarakat. Interaksi anak dengan benda dan engan orang lain diperlukan untuk anak belajar agar anak mampu mengembangkan kepribadian, watak dan akhlak yang mulia. Usia dini merupakan saat yang amat berharga untuk menanamkan nilai nasionalisme, kebangsaan, agama, etika, moral, norma sosial yang berguna untuk kehidupannya dan strategi bagi pengembangan suatu bangsa.
SejarahSingkat Satuan Lembaga PAUD Taman kanak-kanak Nur-rahman didirikan pada tahun 2017 dibawah nuangan yayasan Al-Aziz. Tokoh yang paling berjasa dalam membina lahirnya Taman Kanak-kanak Annur adalah Bunda Chandrawaty, serta Aziz Arrosyid.
Postingan ini membahas tentang Sejarah Perkembangan PAUD. Materi diambil dari buku Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini yang ditulis oleh Dr. Yuliani Nurani Sujiono, Sejarah Perkembangan PAUD di IndonesiaPerkembangan PAUD Setelah Kemerdekaan Sejarah Perkembangan PAUD di Indonesia Merujuk pada dokumen Kerangka Besar Pembangunan PAUD Indonesia Periode 2011-2045 KBPPI,Depdiknas, Dirjen PNFI tentang sejarah PAUD di Indonesia akan dijelaskan secara singkat dalam uraian berikut ini. Kehadiran PAUD di Indonesia sesungguhnya dimulai sejak sebelum kemerdekaan. Pada masa tersebut setidaknya dapat ditelusuri melalui dua periode. Yaitu pada masa pergerakan nasional pada penjajahan Belanda 1908-1941 dan masa penjajahan Jepang 1942-1945. Keberadaan PAUD di Indonesia tidak terlepas dari berdirinya Kindergarten yang juga dikenal dengan nama Frobel School di seluruh dunia. Di Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membawa konsep ini dan mendirikan Frobel School yang pada mulanya diperuntukan bagi anak-anak mereka. Pada tahun 1919 Persatuan Wanita Aisyiyah mendirikan Bustanul Athfal yang pertama di Yogyakarta. Kurikulum dan materi pendidikannya menanamkan sikap nasionalisme dan nilai-nilai ajaran agama. Bustanul Athfal ini ditujukan untuk merespon popularitas lembaga PAUD yang berorientasi Eropa. Kemudian, pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantoro sepulang dari pengasingan di Belanda selama dua tahun 1913-1915 mendirikan Taman Lare atau Taman Kanak-kanak atau Kindertuin yang akhirnya berkembang menjadi Taman Indria. Selanjutnya pada masa penjajahan Jepang, lembaga pendidikan sejenis PAUD terus berlanjut tetapi keberadaannya semakin berkurang. Pemerintah Jepang tidak mengawasi secara formal penyelenggaraan pendidikan setingkat PAUD. Namun hanya melengkapi kegiatan kelasnya dengan nyanyian-nyanyian Jepang. Periode berikutnya adalah periode setelah kemerdekaan yang dibagi menjadi beberapa periode tahun 1945-1965, 1965-1998, 1998-2003, 2003-2009 dan 2010-sekarang. Perkembangan PAUD Setelah Kemerdekaan Periode 1945-1965 ditandai dengan berdirinya Sekolah Pendidikan Guru TK Nasional di Jakarta yang digagas oleh Yayasan Pendidikan Lanjutan Wanita. Pada masa ini pemerintah dan swasta mulai membangun banyak TK. Pada tahun 1950, melalui Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di sekolah, keberadaan TK resmi diakui sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Pada tahun 1960-an, mulai didirikan TK yang berstatus negeri. Periode 1965-1998 ditandai dengan diperkenalkannya silabus kurikulum baru tahun 1968 yang menggantikan kurikulum versi 1964, yang dikenal dengan kurikulum gaya baru. Selanjutnya dengan berlakunya UU Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, semakin mempertegas eksistensi dan kedudukan pendidikan Prasekolah di Indonesia. Periode 1998-2003 ditandai dengan adanya otonomi pendidikan, yang berpengaruh terhadap tata kelola penanganan PAUD di pusat maupun di daerah-daerah. Pada periode ini pemerintah mulai mendukung. Periode 2003-2009 ditandai dengan keluarnya Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjawab atas tuntutan reformasi dalam semua aspek kehidupan. Melalui UU ini untuk pertama kalinya PAUD diatur secara khusus. Periode 2010-sekarang,ditandai dengan kebijakan penggabungan pembinaan PAUD formal dan PAUD nonformal dibawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal PAUDNI melalui Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2010. berkembangnya PAUD di jalur pendidikan non formal dalam bentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan Anak TPA dan Satuan PAUD sejenis lainnya dalan bentuk pengintegrasian layanan PAUD dengan Posyandu. baca juga Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Telah dibaca sebanyak 261
EjJe.